SWALAYAN "S"
Bravo Planologi, Bravo! Bravo! Bravo!
Halo readers blog HMPWK ITN
Malang..
Perlu readers ketahui Perencanaan Wilayah dan Kota atau Planologi
adalah ilmu yang mempelajari perencanaan suatu kota atau wilayah. Secara
sederhana, Teknik PWK adalah ilmu tata kota. Berbeda dengan teknik arsitektur,
PWK tidak merancang detail bangunan per bangunan, tapi langsung merencanakan
suatu kota atau wilayah (berbicara mengenai letak atau lokasi).
Pada
kali ini kami akan membahas mengenai isu-isu
permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan di lingkup Kota Malang.
Kota
Malang merupakan salah satu kota favorit bagi wisatawan karena menawarkan
berbagai wisata alam. Selain itu Kota Malang juga menjadi kota favorit bagi
para mahasiswa. Tentunya karena di Kota Malang memiliki berbagai macam
perguruan tinggi negeri maupun swasta, ditambah dengan cuaca yang sejuk dan
segar, lingkungan yang baik serta harga makanan yang sangat bersahabat dengan
kantong mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya di Kota Malang. Untuk memenuhi
kebutuhan bulanan atau kebutuhan sehari-harinya mahasiswa sangat bergantung
dengan swalayan, dan pastinya dari banyaknya swalayan yang ada di Kota Malang
para mahasiswa lebih memilih swalayan yang menawarkan barang dengan harga murah
atau harga yang bersahabat.
Salah satu spot belanja favorit mahasiswa adalah Swalayan “S” yang terletak di perempatan Jalan Gajayan. Swalayan ini selalu ramai dikunjungi bukan hanya oleh warga masyarakat tetapi juga para mahasiswa. Terutama saat awal bulan, mahasiswa berbondong-bondong berkunjung ke Swalayan “S” ini untuk berbelanja kebutuhahnnya. Karena Swalayan “S” menjual barang yang lengkap, hampir semua kebutuhan kita bisa temukan di swalayan tiga lantai ini yang tentunya harganya lebih murah.
Di lantai satu kita bisa menemukan berbagai makanan, minuman serta aneka sabun dan produk kecantikan. Lantai dua menawarkan aneka pakaian dan peralatan bayi. di lantai tiga terdapat peralatan dapur seperti sendok, garpu, mangkok, piring dan lainnya. Karena selalu ramai dengan pembeli maka Swalayan “S” juga dilengkapi dengan fasilitas umum untuk memudahkan para pengunjung berupa ATM, Musholla, kamar mandi, dan parkir dua tingkat.
Dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan ke Swalayan “S”
sehingga menimbulkan berbagai dampak langsung maupun tidak
langsung terutama dampak yang nyata dirasakan adalah kemacetan di perempatan
yang berada di samping pintu masuk dan keluar Swalayan “S”
. Sebenarnya, tidak dipungkiri bahwa kemcatean yang ditimbulkan
bukan sepenuhnya disebabkan oleh Swalayan “S”
penyebab lainnya adalah karena ruas jalan yang kecil ditambah
lagi dengan padatnya kendaraan. Selain itu karena Swalayan “S”
dikelilingi oleh berbagai perguruan tinggi seperti Universitas
Brawijaya, Institut Teknologi Nasional, Universtitas Islam Negeri Malang
dan Universitas Negeri Malang. Tetapi dengan letak Swalayan “S”
yang berada tepat di perempatan yang rawan kemacetan dan letak
pintu masuk dan keluar yang kurang tepat menambah kompleksitas kemacetan yang
ada di perempatan.
Walaupun Swalayan “S” telah menyediakan fasilitas parkir dua tingkat khususnya bagi kendaraan roda dua tetap saja kapasitas parkir untuk menampung kendaraan pengunjung belum bisa dikatakan cukup. Sehingga para pengunjung yang ingin masuk harus mengantri di pinggir jalan yang rawan kemacetan untuk bisa memarkirkan kendaraannya. Sehingga isu yang kami angkat pada tugas ini adalah mengenai pembenahan Swalayan “S” dan penambahan tempat parkir agar cukup menampung kendaraan pengunjung baik roda dua maupun roda empat.
Berikut adalah penjabaran isu yang akan diangkat dari Swalayan “S” ini, sehingga nantinya diharapkan muncul
sebuah perencaan yang sesuai dengan standar perencanaan yang baik demi mencegah
dampak yang terjadi akan lebih buruk lagi.
Letak Swalayan “S”
yang tepat di perempatan jalan rawan
macet.
Pintu masuk dan
keluar tepat di perempatan sehingga mengurangi aksibilitas kendaraan lewat.
Luas bangunan dan
luas kavling tidak seimbang. Karena luas bangunan lebih luas dari kavling
sehingga lahan untuk tempat parkir lebih sedikit.
Untuk diketahui
bersama luas bangunan Swalayan “S” 20 x
10 m² dan luas kavling 35 x 15 m². Dari luas ini dapat diketahui Koefisien
Dasar Bangunan (KDB) Swalayan “S” .
KDB adalah nilai
persen hasil perbandingan luas lantai dasar dengan luas lahan
keseluruhan. Dalam perhitungan KDB, ada 3 kriteria yang ditetapkan,
yaitu :
·
40% untuk kriteria jarang
·
41 -60% untuk kriteria sedang
·
61- 100% untuk kriteria padat
Sehingga KDB Swalayan “S” adalah 86% yang dapat dikategorikan sebagai kriteria padat. Serta Garis Sempadan Bangunan (GSB) Swalayan “S” diukur berdasarkan jarak bangunan terluar suatu bangunan dengan jalan. Untuk Swalayan “S” bangunan terluar yang kami ambil adalah pagar Swalayan “S” yang berjarak tidak lebih dari 50 cm dari jalan raya. Dari kondisi ini sudah dapat disimpulkan bahwa bangunan Swalayan “S” belum memenuhi standar. Maka dari solusi yang kami rencanakan adalah dengan meredesign kawasan Swalayan “S” ini agar tercipta lingkungan yang baik serta menjamin kenyamanan pengunjung untuk berbelanja.
Ditulis Oleh : Mahasiswa PWK ITN Malang
Komentar
Posting Komentar